sudah lama ngga ngepot apa-apa. besok ngepost sesuatu ah...
Minggu, 30 Maret 2014
Jumat, 11 Januari 2013
PENGUJIAN PADA BAN
Test endurance dan high speed |
Pengujian ini dilakukan dengan 4 mata uji. yaitu high speed, endurance, beadunsetting, dan breaking energy
Beadunseating Breaking energy |
Diposting oleh
Ari Suhendri
di
00.37
Tidak ada komentar:
kolong langit
Bekasi, Indonesia
Label:
ban,
informasi,
kendaraan
Jumat, 28 Desember 2012
ROTASI BAN
Melakukan Rotasi ban bertujuan untuk mendapatkan umur pemakaian ban yang sama serta mencegah keausan tidak merata.
Ban depan pada mobil berpenggerak roda depan harus memindahkan torsi pengemudian ke steer dan pengereman mobil. Hal tersebut akan menyebabkan keausan lebih cepat dua atau tiga kali dibandingkan dengan ban belakang yang berputar bebas. Ban belakang pada mobil berpenggerak roda depan lebih rentan terhadap keausan tidak merata yang dapat menyebabkan meningkatnya kebisingan ban dan terjadinya vibrasi.
Contoh rotasi ban yang disarankan oleh JATMA ( The Japan Automobile Tire Manufacturer’s Association ) dan ATMA ( Australian Tyre Manufacturer’s Association ) adalah sebagai berikut :
1 Rubah arah rotasi dari ban yang digerakkan dengan memindahkannya secara menyilang.
2 Pertahankan arah rotasi dari ban penggerak dengan memindahkannya dari depan ke belakang ( mobil berpenggerak roda depan ) atau dari belakang ke depan ( mobil berpenggerak roda belakang ).
3 Rotasi sebaiknya dilakukan setiap 5,000 km untuk ban passenger dan 10,000 untuk ban TB.
Ban depan pada mobil berpenggerak roda depan harus memindahkan torsi pengemudian ke steer dan pengereman mobil. Hal tersebut akan menyebabkan keausan lebih cepat dua atau tiga kali dibandingkan dengan ban belakang yang berputar bebas. Ban belakang pada mobil berpenggerak roda depan lebih rentan terhadap keausan tidak merata yang dapat menyebabkan meningkatnya kebisingan ban dan terjadinya vibrasi.
Contoh rotasi ban yang disarankan oleh JATMA ( The Japan Automobile Tire Manufacturer’s Association ) dan ATMA ( Australian Tyre Manufacturer’s Association ) adalah sebagai berikut :
1 Rubah arah rotasi dari ban yang digerakkan dengan memindahkannya secara menyilang.
2 Pertahankan arah rotasi dari ban penggerak dengan memindahkannya dari depan ke belakang ( mobil berpenggerak roda depan ) atau dari belakang ke depan ( mobil berpenggerak roda belakang ).
3 Rotasi sebaiknya dilakukan setiap 5,000 km untuk ban passenger dan 10,000 untuk ban TB.
Sabtu, 22 Desember 2012
CARA MENANGANI VIBRASI PADA KENDARAAN
Melanjutkan postingan saya yang terdahulu mengenai VIBRASI PADA BAN. pada postingan kali ini saya mencoba memberi sedikit tips untuk menangani dan meminimalkan vibrasi pada kendaraan anda. berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani vibrasi pada ban kendaraan anda
1. Uji Kendaraan ( Tets Drive )
Uji kendaraan dilakukan untuk menentukan seberapa besar tingkat vibrasi yang terjadi. selain itu juga berfungsi untuk mengetahui besar efek dari perbaikan yang dilakukan dibanding sebelum dilakukannya perbaikan
2. Diagnosa
Untuk mengetahui kemungkinan penyebab dari vibrasi.
3. Periksa Balancing Roda
Ini dilakukan untuk menjamin tidak terdapat ketidaksetimbangan ( out of balance ).
4. Periksa Roda yang Digerakkan
Angkat kendaraan sehingga kedua roda terbebas dari tanah. Putarlah setiap roda pada kecepatan maksimum dengan menggunakan pemutar roda. Biarkan berputar secara bebas sampai pada kecepatan yang lebih rendah dan rasakan jika terdapat vibrasi pada badan kendaraan yang disebabkan oleh ketidaksetimbangan roda (out of balance ).
5. Periksa Roda Penggerak
Pelajari terlebih dahulu instruksi dari pabrik kendaraan sebelum mencoba balancing pada kendaraan dari roda penggerak. Instruksi khusus biasanya untuk kendaraan yang mempunyai limited slip differential, kendaraan berpenggerak roda depan atau berpenggerak empat roda.
6. Balancing Roda
1. Off The Car Balancing
Roda dilepas dari kendaraan kemudian di balancing. Setelah itu dipasang kembali ke kendaraan, mungkin masih terdapat ketidaksetimbangan ( out of balance ) dari rem, hub wheel trims, dll. Metoda ini disebut sebagai “ Basic Balancing “.
2. On The Car Balancing
Roda di balancing dalam kondisi terpasang di kendaraan. Metoda ini disebut sebagai “Finish Balancing”.
Kedua metoda balancing tersebut saling melengkapi antara satu dengan lainnya.
7. Periksa Run Out
Jika roda kelihatan mempunyai keanehan baik radial ataupun lateral, maka hal terpenting yang harus dilakukan adalah menentukan penyebabnya baik ban maupun pelek.
Mengukur run out dan menandai titik tertinggi :
Ban
A = Radial Run Out
B = Lateral Run Out
Pelek
C = Lateral Run Out
D = Radial Run Out
E = Radial Run out
8. Matching
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan titik tertinggi run out, contoh : maksimum run out ban dan pelek terpasang bertepatan / sejajar, maka disarankan agar ban dikempiskan dan diputar posisinya pada pelek, sehingga titik tertinggi dari ban dan pelek saling meniadakan.
1. Uji Kendaraan ( Tets Drive )
Uji kendaraan dilakukan untuk menentukan seberapa besar tingkat vibrasi yang terjadi. selain itu juga berfungsi untuk mengetahui besar efek dari perbaikan yang dilakukan dibanding sebelum dilakukannya perbaikan
2. Diagnosa
Untuk mengetahui kemungkinan penyebab dari vibrasi.
3. Periksa Balancing Roda
Ini dilakukan untuk menjamin tidak terdapat ketidaksetimbangan ( out of balance ).
4. Periksa Roda yang Digerakkan
Angkat kendaraan sehingga kedua roda terbebas dari tanah. Putarlah setiap roda pada kecepatan maksimum dengan menggunakan pemutar roda. Biarkan berputar secara bebas sampai pada kecepatan yang lebih rendah dan rasakan jika terdapat vibrasi pada badan kendaraan yang disebabkan oleh ketidaksetimbangan roda (out of balance ).
5. Periksa Roda Penggerak
Pelajari terlebih dahulu instruksi dari pabrik kendaraan sebelum mencoba balancing pada kendaraan dari roda penggerak. Instruksi khusus biasanya untuk kendaraan yang mempunyai limited slip differential, kendaraan berpenggerak roda depan atau berpenggerak empat roda.
6. Balancing Roda
1. Off The Car Balancing
Roda dilepas dari kendaraan kemudian di balancing. Setelah itu dipasang kembali ke kendaraan, mungkin masih terdapat ketidaksetimbangan ( out of balance ) dari rem, hub wheel trims, dll. Metoda ini disebut sebagai “ Basic Balancing “.
2. On The Car Balancing
Roda di balancing dalam kondisi terpasang di kendaraan. Metoda ini disebut sebagai “Finish Balancing”.
Kedua metoda balancing tersebut saling melengkapi antara satu dengan lainnya.
7. Periksa Run Out
Jika roda kelihatan mempunyai keanehan baik radial ataupun lateral, maka hal terpenting yang harus dilakukan adalah menentukan penyebabnya baik ban maupun pelek.
Mengukur run out dan menandai titik tertinggi :
Ban
letak titik run out |
A = Radial Run Out
B = Lateral Run Out
Pelek
C = Lateral Run Out
D = Radial Run Out
E = Radial Run out
8. Matching
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan titik tertinggi run out, contoh : maksimum run out ban dan pelek terpasang bertepatan / sejajar, maka disarankan agar ban dikempiskan dan diputar posisinya pada pelek, sehingga titik tertinggi dari ban dan pelek saling meniadakan.
matching ban |
Kamis, 20 Desember 2012
VIBRASI PADA BAN
Vibrasi
atau gangguan pada kendaraan sering disebabkan karena ketidaksetimbangan (out of balance) atau ketidakbulatan ( out of round ) dari putaran roda. Walaupun demikian masih banyak komponen – komponen lain pada kendaraan yang dapat juga menyebabkan vibrasi yang sama, seperti poros putar, pemasangan mesin, rem dan lain – lain. Tingkat kenyamanan yang dikehendaki oleh pengendara secara terus menerus bertambah seiring dengan semakin baiknya kondisi jalan dan semakin nyamannya kendaraan.JENIS -JENIS VIBRASI
Vibrasi dibagi menjadi 2 golongan yaitu "SHAKE" dan "SHIMMY"
"SHAKE" adalah vibrasi yang terjadi pada arah vertikal atau lateral dari badan kendaraan dan steer bersamaan dengan vibrasi dari kursi. Shake biasanya tidak dapat dirasakan dengan kecepatan dibawah kira – kira 80 km / jam. Diatas itu bertambah secara menyolok. Penyebabnya adalah biasanya run – out dari roda berlebihan atau uniformity kurang baik.
"SHIMMY" Adalah vibrasi pada steer searah dengan arah putarnya. Shimmy dibagi menjadi dua yaitu:
1. Persistent Vibration : vibrasi yang muncul pada kecepatan rendah berkisar antara 20 sampai 60 km / jam.
2. Flutter : vibrasi yang muncul hanya pada kecepatan tertentu dengan kecepatan diatas 80 km / jam
Penyebab Vibrasi
Flat SpotJika kendaraan disimpan dalam jangka waktu yang lama contoh : sebelum pengiriman, dapat menyebabkan perubahan bentuk pada telapak ban yang bersinggungan dengan permukaan jalan. Ini hanya bersifat sementara dan akan kembali ke bentuk yang normal beberapa saat setelah kendaraan melaju. Gejala perubahan bentuk ini dinamakan “ FLAT SPOT “.
Di daerah Timur Tengah yang suhu udara maksimumnya dapat mencapai 500C pada musim panas, flat spot yang bersifat permanen dapat terjadi jika kendaraan disimpan di tempat terbuka lebih dari satu bulan. Untuk mengatasi hal tersebut, ban harus di pompa pada tekanan yang lebih tinggi ( dalam hal ban PC : maksimum 3,0 kgf/ cm2 atau 44 PSI ) dan kendaraan harus digerakkan ke depan atau belakang dalam jarak pendek ( kira – kira seperempat putaran roda ) paling sedikit sebulan sekali.
Pemasangan Ban ke Pelek
Pemasangan ban ke pelek dapat mempengaruhi terjadinya vibrasi, maka yang harus diperhatikan pada saat pemasangan ban adalah :
1. Sebelum pemasangan bersihkan pelek terlebih dahulu.
2. Periksalah radial dan lateral run out.
3. Bead harus dilumasi.
4. Periksa apakah ban duduk dengan sempurna pada pelek.
Balancing
Vibrasi biasanya paling banyak terjadi diakibatkan oleh ketidaksetimbangan ( out of balance ). Mesin balancing statis adalah yang paling banyak dipakai, tetapi menggunakan mesin finish balancing juga merupakan hal penting.
Sabtu, 07 Juli 2012
Pola Tapak Pada Ban
Di pasaran banyak sekali desain pola tapak yang beredar. dengan beragam corak yang kita bisa pilih sesuai dengan keinginan kita. dalam posting kali ini saya akan memberi sedikit gambaran mengenai jenis-jenis pola tapak beserta keunggulannya. Berikut beberapa dasar pola tapak ---->>> let's see......
1. POLA TAPAK RIB
Pola tapak jenis ini memiliki alur zig-zag sejajar pada sekeliling ban. sangat begus pada kondisi jalan yang halus. dan juga hemat bahan bakar karena memiliki tingkat rolling resistance yang rendah. biasanya digunakan pada kendaraan berpenumpang dan truk
KARAKTER
1. Rolling resistance rnedah sehingga hemat bahan bakar
2. Memiliki ketahanan pada slsamping yang membuat kontrol terhadap kendaraan menjadi lebih baip kegus
3. Nyaman digunakan Karena pola tapak ini memiliki tingkat kebisingan yang renda
4. Daya dorong pola tapak RIB lebih rendah dari pada tapak LUG
2. POLA TAPAK LUG
Pola tapak ini Banyak digunakan oleh kendaraan dan truk-truk kontruksi. karena pola tapak ini sangat cocok digunakan di jalur kasar (off-road) yang biasa di jajaki oleh truk-truk dan kendaraan kontruksi.
KARAKTER
1. Memiliki daya dorong (tracktion) yang sangat bagus
2. Rolling resistance tinggi yang membuatnya sedikit boros bahan bakar
3. Ketahanan terhadap slip kesamping lebih rendah
4. Mudah terjadi keausan tidak merata.
3. POLA TAPAK RIB-LUG
Pola tapak ini merupakan gabungan antara pola tapak RIB dan pola tapak LUG. Memiliki karakter dari kedua pola tapak itu, sehingga sangat cocok digunakan di jalan halus(on road) maupun kasar (off road).
KARAKTER
1. Pola RIB terletak pada bagian tengah memberikan kestabilan pada kendaraan dan meminimalkan daya slip ke samping , sedangkan alur LUG di bagian samping meningkatkan daya dorong dan pengereman.
2. Pola LUG di bagian samping akan cepat mengalami keausan dari pada pola RIB di bagian tengah
4. POLA TAPAK BLOK
KARAKTER
1. Memberi kinerja pengendaraan dan pengereman yang sangat baik.
2. Mengurangi slip pada jalan berlumpur dan bersalju
3. daya dorong yang sangat baik, berakibat pada cepatnya keausan telapak pada jalan normal dibandingkan dengan pola tapak RIB dan LUG
4. Rolling resistance sedikit kasar
1. POLA TAPAK RIB
POLA TAPAK RIB |
KARAKTER
1. Rolling resistance rnedah sehingga hemat bahan bakar
2. Memiliki ketahanan pada slsamping yang membuat kontrol terhadap kendaraan menjadi lebih baip kegus
3. Nyaman digunakan Karena pola tapak ini memiliki tingkat kebisingan yang renda
4. Daya dorong pola tapak RIB lebih rendah dari pada tapak LUG
2. POLA TAPAK LUG
POLA TAPAK LUG |
KARAKTER
1. Memiliki daya dorong (tracktion) yang sangat bagus
2. Rolling resistance tinggi yang membuatnya sedikit boros bahan bakar
3. Ketahanan terhadap slip kesamping lebih rendah
4. Mudah terjadi keausan tidak merata.
3. POLA TAPAK RIB-LUG
POLA TAPAK RIB-LUG |
KARAKTER
1. Pola RIB terletak pada bagian tengah memberikan kestabilan pada kendaraan dan meminimalkan daya slip ke samping , sedangkan alur LUG di bagian samping meningkatkan daya dorong dan pengereman.
2. Pola LUG di bagian samping akan cepat mengalami keausan dari pada pola RIB di bagian tengah
4. POLA TAPAK BLOK
POLA TAPAK BLOK |
1. Memberi kinerja pengendaraan dan pengereman yang sangat baik.
2. Mengurangi slip pada jalan berlumpur dan bersalju
3. daya dorong yang sangat baik, berakibat pada cepatnya keausan telapak pada jalan normal dibandingkan dengan pola tapak RIB dan LUG
4. Rolling resistance sedikit kasar
Diposting oleh
Ari Suhendri
di
16.05
1 komentar:
kolong langit
Karang Asih, Bekasi, Indonesia
Label:
ban,
informasi,
kendaraan,
pengetahuan,
teknologi,
tips,
unik
Selasa, 03 Juli 2012
BAN PINTAR YANG BISA BERUBAH BENTUK
Secara
umum ban diketahui berasal dari campuran karbon hitam dan karet yang memiliki
struktur keras dan kaku. tapi, tahukah kamu ternyata teknologi saat ini mampu
menciptakan sebuah ban yang bisa berubah sesuai dengan kondisi jalan yang
dilalui. jadi para pengemudi tidak perlu repot lagi gonta-ganti ban saat
menghadapi kondisi jalan yang berbeda seperti di negara 4 musim yang memiliki
musim salju. Bahkan ban yang di panggil "ban adaftif" atau
"intelligent tire" ini mampu beralih dari on-road (aspal mulus) ke
off-road (tanah atau kerikil) atau sebaliknya.
Ban
ini diteliti dan sedang dalam tahap pengembangan oleh para ilmuwan Jerman yang
dipimpin oleh Detlef Riemer dari Universitas Sain Terapan di Leipiz. Dan
baru-baru ini di pamerkan dalam Hanover Fair.
Senin, 25 Juni 2012
Load Index Ban
Load Indeks merupakan angka yang tecetak pada bagian dinding (sidewall) dari ban. angka ini menunjukan beban maksimum yang dapat di tanggung oleh sebuah ban dengan tekanan udara yang tepat. Selain itu load indeks ini biasanya tercetak dalam ukuran kg dan ons di bagianlain dari sidewall. Berikut tabel load indeks dari ban :
LOAD INDEX
|
MAX. LOAD (Kg )
|
70
|
335
|
Langganan:
Postingan (Atom)